Belakangan ini di berita tv marak sekali blow up kasus KPK vs Kapolri serta
masalah Ahok vs DPRD, saya sampai jenuh banget ngedengerinnya. Untuk tagline berita di situs online,
berita-berita sering saya skip saja, akhirnya
lanjut baca berita yang lain. Ada satu berita yang cukup bikin saya geregetan
pengen bikin artikel di sini. Yak, tentang impor beras dan ketersediaan bulog
untuk pangan nasional. Karena kebetulan saya paham sedikit mengenai teknologi industry
pertanian.
Pada situs harian Viva online berikut ini
disebutkan bahwa Presiden Jokowi kukuh tidak akan impor beras. Beliau
memerintahkan melepas stok beras di bulog untuk disalurkan di pasar. Beliau
juga menambah alat dan kebutuhan produksi pertanian di daerah agar petani lebih
produktif dalam menghasilkan beras.
Saat pemilu sejujurnya saya tidak sreg dengan kedua kandidat presiden.
Namun beberapa kinerja Pak Jokowi ini dalam memperbaiki Indonesia perlahan menurut
saya berangsur-angsur lebih baik. Yak salah satu contohnya dalam bidang
pertanian seperti yang saya sebutkan di atas. Saya setuju kok jika impor beras
dihentikan dengan beberapa alasan yang akan saya paparkan.
“Orang Indonesia meskipun sudah makan roti
belum makan namanya kalau belum makan nasi”. Sering mendengar ungkapan ini?.
Budaya makan pokok adalah makan nasi sudah mengakar kuat sepertinya di Indonesia.
Entah siapa yang awalnya memperkenalkan kebiasaan makan nasi di Indonesia
hingga kini menjadi budaya turun temurun.
Konon para
pedagang dari Cina yang membawa budaya makan nasi ini masuk ke Indonesia. Sejak
tahun 2300 SM penghuni negeri ini telah mulai mengenal nasi sebagai produk
olahan dari beras melalui para pedagang Cina tersebut. Dan entah apa yang
menjadi alasan utama nenek moyang kita terdahulu sehingga akhirnya memilih nasi
ini sebagai makanan pokok favorit. Seiring bergulirnya waktu tanpa
disadari kesukaan ini terwariskan kepada generasi demi generasi selanjutnya
untuk kemudian akhirnya menjadi makanan pokok sebagian besar penduduk negeri
Indonesia saat ini. Menggeser keberadaan ragam makanan pokok lain yang telah
ada sebelumnya. Padahal dulu makanan pokok orang Indonesia sangaaat
beragam, tidak melulu nasi, misalnya Singkong, Ubi, Sagu, Pisang, dll. Sebagai
contoh, sekarang masyarakat Irian Jaya yang dulunya menjadikan sagu sebagai
makanan pokok pun mulai beralih mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Jagung
yang diidentikan sebagai makanan pokok daerah Madura pun perlahan bergeser
menjadi nasi. Namun (sekali
lagi) entah mengapa pada akhirnya masyarakat Indonesia hampir seluruhnya kini
sangat menggemari nasi sebagai makanan pokoknya. Akibatnya? Kebutuhan beras
kian meningkat tiap tahunnya bahkan negeri ini nyaris keteteran menanggulangi
masalah tersebut yang berakhir dengan impor
beras.
Maka dari itu
salah satu usaha untuk menanggulangi persoalan, untuk mengurangi bahkan
mencegah terjadinya impor beras, adalah dilakukannya sosialisasi diversifikasi
makanan pokok. Mengedukasi masyarakat bahwa sumber makanan pokok bukan melulu
hanyalah nasi. Tentunya usaha ini harus didukung penuh oleh pemerintah sehingga
masyarakat bisa mulai terbiasa menjadikan selain nasi sebagai sumber
karbohidrat utamanya. Diharapkan tidak ada lagi terjadi fenomena yang dianggap
lazim ketika piring makan siang kita berisi menu seperti ini : nasi putih,
perkedel kentang dan tumis jagung. Yang ternyata seluruhnya terdiri dari
karbohidrat. Makanan pokok semua!
Membutuhkan kebiasaan baru yang mesti
dilatih untuk menggantikan kebiasaan lama yang sudah mengakar. Ini bukan
perkara mudah dan merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah bukan hanya sekedar
menggembar-nggemborkan kebijakan diversifikasi pangan. Butuh upaya keras untuk
melatih masyarakat indonesia mengubah budaya makan nasi ke makanan yang lain.
Seperti gerakan “Sehari Tanpa Nasi” yang dikampanyekan oleh Walikota Depok. Gerakan One
Day no Rice merupakan program yang telah digulirkan
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian beberapa tahun lalu. Namun,
program ini seperti mendapat momentum ketika Pemkot Depokmulai mengkampanyekan
program tersebut pada 22 April 2012. Gerakan One
Day no Rice adalah gerakan untuk mencerdaskan
bangsa karena karbohidrat tidak hanya bersumber dari nasi saja. Gerakan ini
mengajarkan kita untuk berkreasi dalam menyajikan pangan pengganti beras.
Sumber Referensi:
1. http://kisuta.com/20130517-budaya-makan-nasi-bisa-membuat-indonesia-bangkrut
2. http://megapolitan.kompas.com/read/2013/11/18/0750036/Gerakan.dari.Kantin.Balaikota.Depok
3. http://ketahananpangannunukan.blogspot.com/
4. http://risablogedia.blogspot.com/2012/06/tipikal-indonesia-belum-kenyang-kalau.html
5. http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/06/10/bisakah-sehari-tanpa-nasi-468767.html
Sumber Referensi:
1. http://kisuta.com/20130517-budaya-makan-nasi-bisa-membuat-indonesia-bangkrut
2. http://megapolitan.kompas.com/read/2013/11/18/0750036/Gerakan.dari.Kantin.Balaikota.Depok
3. http://ketahananpangannunukan.blogspot.com/
4. http://risablogedia.blogspot.com/2012/06/tipikal-indonesia-belum-kenyang-kalau.html
5. http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/06/10/bisakah-sehari-tanpa-nasi-468767.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar