Bagai butiran nila jatuhi susu
Perlahan tapi pasti, berubah, merubah
Kutelan dalam dalam segala rasa
Engkau dian
Dian yang tak kunjung padam di kala senja menutup
Meski aku melantunkan nada nada dengan bibir mengatup
Tak pedulikah kau walau bibirku mulai bergemelutup?
Bagaimana mungkin bisa setenang air
Saat minyak dan panas berebut menunjukkan gaharnya
Perciknya hanya melukai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar