Kejahatan seksual pada anak
belakangan ini ramai dibicarakan oleh masyarakat gara-gara kasus JIS. Jadi ingat
deh, dulu sebenarnya di SMP Negeri tempat saya bersekolah ada kasus yang tidak
berbeda jauh. Saat itu kejahatan yang dilakukan oleh salah satu oknum guru itu
seperti sudah menjadi rahasia umum. Dari sekian banyak kelas yang diajarnya
tidak ada satu murid pun yang menceritakan ke orang tua maupun orang dewasa,
termasuk saya sendiri.
Sewaktu saya
kelas 2 SMP, seorang guru bahasa inggris sebut saja Pak Y, terkenal suka ‘megang-megang’
murid perempuannya. Saya sih karena tidak pernah mengalami sendiri jadi tidak
terlalu ambil pusing gossip itu. Bahkan ada beberapa murid yang dikabarkan ‘Sangat
Dekat’ dengan beliau. Jelas saja saya tidak habis pikir, teman saya yang
terkenal cantik bisa-bisanya mau berpacaran dengan guru yang sudah tua dan sama
sekali tidak ganteng. Setiap waktunya mengajar di kelas, bukan hanya sekedar
mengajar beliau sering sekali bercerita di kelas bahwa ia memiliki ilmu gaib
sehingga berkali-kali lolos dari maut, ia pun bercerita bahwa ia bisa tau siapa
pun yang bercerita ‘dibelakangnya’ karena ‘mata dan telinganya’ ada
dimana-mana. Sungguh tidak masuk di akal bukan? Tapi ternyata cara tersebut
cukup jitu untuk menutup mulut bocah-bocah SMP.
Beberapa bulan
awal memasuki kelas 2 SMP, nilai bahasa Inggris saya selalu jelek, kalau tidak
dapat nilai 2 yah sukur-sukur 3, hahaha :))).
Maklum, tidak ada yang mengajari karena kedua orang tua saya pun tidak
mahir berbahasa Inggris. Tanpa saya ketahui mayoritas teman sekelas saya
ternyata les bahasa Inggris di Pak Y. Setiap anak yang les bahasa Inggris di
rumah Pak Y ‘mendapat jaminan’ mendapat nilai bagus, karena Pak Y selalu
memberikan kunci lembar jawaban LKS. Karena iming-iming ‘jaminan nilai bagus’ saya sempat berantem dengan seorang teman saya
F karena tidak mengajak ikut les. ‘Lo mau dapet nilai bagus sendiri? Egois!!’
itulah yang ada di benak saya saat itu. Terlanjur ngambek dengan si F, akhirnya
saya mendaftar sendiri di salah satu lembaga les bahasa Inggris. Waktu itu saya
senang sekali sebab selalu dapat nilai bagus ‘tanpa bantuan kunci jawaban’ Pak
Y. Pak Y selalu memberikan prinsip hanya memberikan tanda tangan pada 10 orang
siswa yang tercepat mengerjakan soal, tanda tangan di sini memiliki poin nilai
yak! Kalau tidak ogah banget deh, dikata dese arteiiss, hahaha J)).
Belakangan saya
baru tau kalau ternyata di tempat les alias rumahnya, beliau leluasa
melancarkan aksinya. Saat anak-anak lain pulang, beliau menyuruh salah satu anak
perempuan untuk tidak pulang, oh iya tidak lupa beliau menyuruh istrinya untuk
keluar rumah dengan berbagai alasan. Ah ya, saat sudah SMA saya mendapat kabar
dari teman saya bahwa Pak Y sudah ditangkap karena ada salah satu orang tua
korban yang melapor bahwa anaknya dihamili oleh Pak Y, bahkan sampai dimuat di koran.
Sungguh keterlaluan yah? Kejadian ini memiliki hikmah tersendiri di kehidupan
saya. Saya sengaja berbagi cerita ini dengan harapan agar tidak terjadi lagi
kasus serupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar