Mungkin hanya aku yang telat mengetahui bahwa janji juga bisa memiliki batas kadaluarsa.
Seperti roti kemarin lusa yang habis tanggal masa, terlihat manis, namun tengik dan berbahaya.
Ucapan-ucapan dalam frasa kata kita yang dahulu meluap-luap bagai buih ombak, namun lekas lenyap dihantam karam, tiada sisa.
Roncean nada-nada yang pernah melagu lembut hanya menyisakan embun di ufuk pelupuk.
Layaknya metafora dalam anyaman puisi yang sarat makna, terlalu sulit bagi akalku untuk menjangkaunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar