Kemarin, kebetulan saat ulang tahun saya, saat ngumpul dengan teman-teman semasa kuliah. Kami banyak ngobrol ngalor kidul yang berakhir dengan ngomongin pekerjaan. Banyak diantara mereka padahal menurut saya pekerjaannya sangat bagus dan diidam-idamkan banyak orang. Tapi ternyata yang saya tidak sangka banyak diantara mereka yang mengeluhkan pekerjaannya dan ingin resign, bahkan beberapa sudah resign.
Sebut saja A, sahabat saya ini
bekerja sebagai salah satu auditor internal di salah satu perkebunan kelapa sawit.
A sering bolak-balik sumatera jawa. Dia sering curhat kalau benar-benar gak
betah dengan pekerjaannya, ingin rasanya resign dan pindah kerja di daerah
dekat rumahnya saja. Hal yang paling membuat saya sedih adalah bahkan berat
badannya turun hingga 12 kg. Ada lagi teman saya F, sewaktu baru lulus dia
sangat berfikir idealisme, seperti fresh graduate kebanyakan, hingga akhirnya
kemudian dia mendapat posisi tinggi di sebuah bank ternama, tapi kemudian
belakangan saya diceritakan teman saya, bahwa sekarang di tempatkan di
Makassar, bahkan rasanya sekarang dia merasa agak menyesal, tapi tentu saja
tidak bisa resign begitu saja karena akan kena pinalti.
Sebenarnya ada beberapa cerita
lagi yang saya peroleh kemarin. Rasa-rasanya dari semua cerita yang saya peroleh,
mayoritas gak betah, hingga akhirnya pindah dari satu kerjaan ke kerjaan lain,
'kutu loncat' itulah istilah yang dijuluki oleh dosen saya. Saya juga
sejujurnya lumayan bingung ketika dimintai saran oleh mereka. Karena menurut
saya semua pekerjaan itu memang tidak ada yang gampang, semuanya berat.
Saat di dunia perkuliahan,
amat terasa sekali bahwa dosen mengarahkan para mahasiswanya untuk menjadi
pencipta lapangan kerja, sehingga tidak tercipta lagi pengangguran terdidik.
Masih ingatkah beberapa waktu lalu di berbagai media ramai diberitakan seorang
lulusan S2 UI yang minta pelegalan suntik mati? Ikut miris yah mendengarnya.
Bahkan hakim yang menangani kasus tersebut sampai ikut turun tangan untuk
menasehati pria tersebut bahwa hidup jangan dijadikan beban. Saya punya satu
cerita menarik, suami dari tante saya juga lulusan S2 teknik UI, dimana untuk
lulusan S2 terkenal sulit mencari pekerjaan karena jarang perusahaan yang
menyediakan budget lebih. Yang kemudian akhirnya beliau membuka perusahaan
kecil-kecilan pembuatan bahan conveyor, sesuai ilmu yang diperoleh
diperkuliahannya. Alhamdulillah sekarang usahanya sudah lumayan merambah pasar
eksport.
Sewaktu lulus, banyak fresh
graduate yang masih berpikiran sangat idealis. Padahal saya rasa semua
pekerjaan itu adalah baik. Memang sih tidak dapat dipungkiri tidak ada
pekerjaan yang ringan. IMHO, jika yang selama ini kita ambil dari perkuliahan
itu ilmunya, bukan hanya sekedar ijazahnya saja, gak akan terjadi banyak
pengangguran di negara kita ini. Sebagai contoh, kemana ilmu wirausaha, desain
produk, menggambar teknik, yang selama ini diperoleh di perkuliahan? Padahal
saya rasa berbekal ilmu tersebut cukup untuk dunia kerja maupun dunia
wirausaha. Wong tukang gorengan aja bisa hidup kan dengan hanya berjualan?
Memang sih gak semua orang yang berusaha memulai usaha kecil-kecilan memiliki
jaminan pasti sukses, pasti ada banyak sekali proses jatuh bangunnya.
Contohnya, sewaktu kuliah saya bersama teman saya pernah mendapatkan dana hibah
dari salah satu bank ternama, program wirausaha muda mandiri, memang sih saya
akui waktu itu banyak sekali kendalanya tapi tidak bisa saya pungkiri banyak
hal juga yang saya peroleh dan pelajari. Pernah dengar kisah pengusaha ayam
bakar mas mono yang terkenal itu? Dibalik semua manis yang dia rasakan sekarang
banyak pula kisah jatuh bangun dibaliknya.
Seperti yang dikeluhkan sahabat-sahabat saya
bahwa bekerja itu memang sulit, tapi mungkin ada hal yang mereka lupakan, bahwa
ada banyak orang yang juga jauh sangat mendambakan pekerjaan, rela berusaha
bekerja keras untuk memperoleh pekerjaan. Baik mencari pekerjaan di perusahaan
maupun menjadi enterpreneur saya rasa keduanya sama baiknya tapi menurut saya yang
terpenting dari semua itu yah disyukuri, semua kembali ke cara pandang pribadi masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar