Sekitar seminggu yang lalu
saat blogwalking saya membaca blog seorang teman, di sana dia menuliskan
beberapa hal yang tidak diketahui orang, hal hal yang menurut saya merupakan
prestasi yang sangat baik. Teman saya ini x, sangat cantik dan populer di
angkatan saya. Hal yang saya ketahui dari blognya yaitu salah satu hobby nya
adalah mengoleksi sepatu dan memakai make up, selain itu dia suka sekali
mencicipi aneka kuliner yang kemudian direview untuk ditulis di blog.
Sejauh ini tidak ada yang
salah, di mata saya dia salah satu orang yang sempurna, hampir tidak ada
kekurangannya. Di postingan terakhir yang saya baca, dia menuliskan
'kegerahannya' akan pandangan sebelah mata orang-orang akan hobby-hobbynya
tersebut. Mungkin dia merasa orang-orang mengenal sosok dia 'hanya sebagai
orang yang hobbynya dandan'. Sehingga dia memaparkan begitu detil di blognya
mengenai hal-hal yang orang tidak ketahui, yang tidak akan mereka sangka, yaitu prestasi-prestasi tersembunyinya. Mungkin niatannya agar orang-orang tidak lagi memandangnya sebelah mata mengenai hobbynya.
Saya tidak menyangka dibalik
kesempurnaan seseorang, ternyata punya permasalahan tersendiri pula. Pernah denger anekdot yang banyak beredar di
internet bahwa apapun yang kita lakukan, orang-orang tidak akan pernah
kehabisan kata untuk komentar?
Yup, banyak orang yang dengan
mudahnya berkomentar negatif tentang orang lain tanpa memikirkan efek komentar
tersebut baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Jadi inget kasus Florence
tentang masyarakat Jogja. Kembali ke topik, padahal menurut saya hobby-hobby si
x ini positif dan gak merugikan orang lain deh, lalu why not? jadi pandangan
negatif orang menurut saya sebaiknya yah jangan terlalu diambil pusing. Kadang-kadang
suka kepikiran deh kok bisa-bisanya seleb-seleb seperti syahrini, aurell, dan
lain-lain kebal kuping dengering komen-komen yang sangat kasar sekali. Menurut
saya pribadi sih, komentar orang-orang kalau sifatnya membangun, yah kita
dengarkan, tapi kalau menjatuhkan mending pura-pura gak denger aja,
"anjing menggonggong, kafilah berlalu".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar