Minggu, 28 Juni 2015

Tuhan dan Keyakinan

                Bagi beberapa orang yang sering membaca tulisan-tulisan blog saya, tentu tau saya sering meluapkan curhatan-curhatan di blog ini, meskipun tidak jarang kemudian saya hapus lagi dari blog, hehe. Saya pernah beberapa kali menuangkan isi hati saya mengenai keyakinan yang saya anut, contohnya saya pernah bercerita bahwa saya pernah melewati fase fase tidak percaya Tuhan hingga akhirnya saya meyakini Islam. Beberapa sahabat saya sampai menangis saat itu ketika membacanya. Dengan beberapa pertimbangan, akhirnya saya hapus artikel tersebut dari blog.
                Saya aneh. Dari kecil saya merasa saya banyak sifat saya yang aneh. Salah satunya, saat anak-anak lain diminta orang tuanya untuk melakukan sesuatu, mereka cenderung akan patuh. Sedangkan saya? Saya akan terus menerus penasaran kenapa sesuatu itu harus saya patuhi, harus dilakukan, saya akan terus bertanya kenapa hingga keingintahuan saya terjawab. Dan sifat tersebut tidak juga hilang hingga saat ini. Kenapa saya harus patuh pada Tuhan? Kenapa harus Islam agama yang saya peluk? Itulah pikiran yang saat itu pernah memenuhi kepala saya.
                Setelah bertahun-tahun masa pencarian Tuhan, setelah kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup saya, yang terjadi tidak dalam waktu yang singkat, akhirnya saya menemukan jawaban, labuhan akhir.

Saya mencintai Allah. Saya mencintai Islam.

            Saya meyakini Tuhan bukan karena konsep surga neraka. Saya mencintai Islam bukan karena saya lahir di keluarga yang menganut agama Islam. Semua yang saya yakini saat ini adalah buah dari pemikiran dan pengalaman yang panjang. Memang sulit untuk menjelaskan pada theis mengenai apa yang tidak dirasakan oleh atheis. Sesulit theis menjelaskan pada atheis bahwa Tuhan itu sesungguhnya ada dan maha baik.
                Saya bisa memahami pemikiran orang-orang yang tidak percaya Tuhan, karena saya pernah merasakannya. Saya juga sangaaat menghargai orang yang beribadah pada Tuhan dengan cara yang berbeda dengan saya (re:beda agama).
Ada orang yang suka music dangdut, jazz, hip hop, maupun music klasik. Semua masalah selera, apa yang disukai, berbeda beda, tapi pada hakikatnya semua music itu indah bagi penikmatnya. Pun dengan agama, ada yang meyakini begini dan begitu. Adalah HAK setiap manusia untuk memilih apa yang diyakininya.
Ngomong-ngomong soal keyakinan, saya pernah baca blog berikut ini. Blog mas pandji ini sukses bikin saya mewek tersedu-sedu. Saya suka dengan pemikiran-pemikirannya yang dituangkan dalam blognya. Meskipun tidak jarang pula saya tidak sependapat dalam beberapa artikelnya. Saya sangaat hargai. Manusia itu diciptakan berbeda-beda. Orang kembar saja tidak identik sama, iya bukan?. Apalagi soal pemikiran, tentu berbeda-beda pula. Pola pikir yang beragam, justru itu yang membuat manusia unik dan berbeda. Seperti Bhineka tunggal ika, keberagaman itu indah J.