Jumat, 24 Juni 2016

Melakukan Hal yang tidak Pernah Disukai Sebelumnya, Kenapa Tidak?

Akhirnya potong rambut jadi pendeek. Padahal seumur hidup saya paling ga suka kalo berambut pendek. Seinget saya terakhir potong rambut pendek, saya nangis 3 harian, itu juga bukan karena sengaja diniatkan potong rambut, melainkan mbak mbak salonnya salah potong.

Saya pun berubah jadi lebih centil. Biasanya  bisa dipastikan setiap ada pria yang mencoba deket bakal saya tanggapi dingin. Si cuek yang berubah jadi centil...

Saya cuma capek.
Capek jadi orang dengan kepribadian kayak dulu.
Sedikit kenakalan, tidak masalah bukan?

Kebetulan saya baru dapet tawaran kerjaan yang sebenernya jauuuh dari passion saya sehabis Idul Fitri ini. Kerjaan sebagai seorang konsultan di perusahaan yang bergerak di bidang sistem payroll alias penggajian. Salah satu perusahaan yang sudah taken kontrak dengan perusahaan ini adalah salah satu perusahaan asuransi jiwa besar dari Korea, yaitu Hanw*a. Lantas apa yang menarik? Kerjaan ini sungguh jauh dari passion saya. Ilmu ekonomi, marketing, sosial, adalah hal yang cukup baru bagi saya. Dan satu lagi... kerjaan ini adalah bidang yang sangat diminati mantan saya, bidang payroll, kebetulan itu memang passionnya sebagai sarjana ekonomi. Hmm... menarik, bukan?

Senin, 02 Mei 2016

akhirnya...

"Siniin hp kamu biar aku hapusin nomernya dia biar kamu ga ngehubungi dia lagi" kata sahabatku. "Jangaaan..." sergahku cepat seraya mengamankan ponselku.

"Jangan hubungin dia lagi, kalo keingetan dia, mending chat aku atau si abang x aja yang udah aku kenalin" nasehat sahabatku. Aku sayang sahabatku, aku bisa mengerti nasehatnya tentu demi kebaikan, hanya saja...

Setelah 3 hari, akhirnya Whatssapnya kembali aktif. Aku sungguh merasa lega sekali. Sepele sekali yah kebahagianku, hehe. Yup, otakku masih penuh dengan nama kamu ☺.

"Sore, lagi apa Na?" Bunyi sebuah chat whatsapp, dari abang x. Senyum dari wajahku pudar...

Telunjuk dan jempol tangan kiriku segera menarik ujung bibirku agar tersenyum. Kubalas segera chat whatsapp di handphone. Aku harus belajar move on, setidaknya itulah yang diinginkan kamu,  mantanku...

Rabu, 27 April 2016

Andai Kamu Tau

Akhirnya hari itu dia datang ke rumah. Terpaksa atau tidak, hanya ia dan Tuhanlah yang tau. Awalnya dia enggan masuk rumah, mungkin merasa tidak enak hati pada orang tuaku.

Dia membuka percakapan. Aku menunjukkan kemarahanku dengan diam, tentu saja dengan muka ditekuk cemberut. Malam harinya saat dia mengirim pesan memberi tau bahwa akan datang ke rumah, aku menjawabnya dengan permintaan agar ia datang beserta penjelasan yang nyaris satu setengah bulan ini tidak dapat ia jelaskan. Namun siang ini, sejuta pertanyaan dikepalaku sepertinya lenyap seketika layaknya busa. "Kamu mau nanya apa?" tanyanya. Jangankan pertanyaan, menatap wajahnya sambil bicara pun tidak kulakukan. Sesekali aku curi curi pandang menatap matanya. Ah mata itu... mata yang dapat menenggelamku seketika. Mana mungkin aku bisa marah dengan tatapan itu.

"Itu bibir kenapa? Habis makan jagung bakar" candanya mencairkan suasana. Kupalingkan wajahku. Aku kesal. Harusnya dia dapat berpikir? Untuk siapa lagi memangnya hari itu aku Sengaja Berdandan?

Hari itu akhirnya dia bersedia juga masuk ke rumahku. Meskipun akhirnya aku enggan bicara, yang akhirnya terpaksa ia mengobrol dengan ibuku. Mana mungkin tidak ada hal ingin aku katakan. Aku... aku takut tidak dapat menahan emosiku saat bicara, tentu dengan kemungkinan terburuk... yang berujung... nangis. Andai kamu tau apa yang aku rasakan.
Andai kamu tau...

Sabtu, 02 April 2016

Cause Life Must Goes On

Akhirnya masalah yang bikin otak saya berputar selama sebulan ini selesai juga. Yah walaupun hasil akhirnya cukup pahit, hehe.

Saya selalu berusaha fokus ke lain hal dibanding masalah tersebut, tapi yang terjadi ujung ujungnya semua hal yang harusnya saya lakukan dan kerjakan justru kacau, amburadul semua. Badan ada di tempat, tapi tidak dengan pikiran, entah ada dimana.    

Gak ada rasa lapar, gak semangat melakukan hal hal yang biasanya saya sukai, susah tidur, sering marah tanpa sebab. Pokoknya kayak orang gak ada kemauan idup. Yup! Saya menjadi orang super dupeeer nyebelin dalam sebulan. Seperti bukan saya yang biasanya. Setiap hari saya cuma bisa terus terusan nyalahin diri sendiri.

Beruntung sekali memiliki sahabat yang peduli  tanpa kepo ingin tau apa masalah yang saya sedang alami. Thank you Ciciiit, Wince, Ade, dan Indra, yang gak ninggalin meski saat Na lagi ada masalah. Ailopyu sahabatku.

Terutama mama. Yang tau persis anaknya sedang ada masalah. Tapi gak mau ikut campur, karena hapal banget sifat anaknya "kalau perlu diceritain maka Mba Aii bakal inisiatif cerita sendiri, kecuali emang hal yang gak bisa diceritain". Mama cuma meluk sambil bilang "Kalau mau nangis, nangislah yang kenceng".

Akhirnya kemarin masalah itu selesai, lebih tepatnya tadi malam. Alhamdulillah. Hasil akhirnya memang tidak sesuai harapan, tapi saya akan belajar untuk ikhlas. Akhirnya saya mulai bisa tersenyum... tulus dari hati.

Sabtu, 05 Maret 2016

Bismillah

"Kak Nana aku sedih lho, ternyata kak Nana agamanya kuat". Saya diam. Hanya bisa tersenyum kecut. Mengapa orang-orang mudah sekali percaya pada orang yang menyebut agama dalam kehidupan. Orang seperti saya dianggap baik?

"Mas Riki sholat dong, aku ga pernah liat  Mas Riki sholat nih." ucapku membuka perbincangan dengan salah satu cleaning service, Mas Riki. "Bukan gue males sholat na. Tapi ya gitu deh".

Adakalanya saya gak bisa menerima takdir Allah. Adakalanya saya membenci ketetapan Allah. Hal serupa yang mungkin dialami oleh Mas Riki.

Saya ajak berbincang, saya membuka pikirannya tentang ibadah, tentang sholat. Agar sholat tidak dilakukan sebatas ritual gerakan semata.

 Mas riki tau cara sholat? Tau lah Na.
Mas Riki tau bacaan sholat? Yaiyalah.
Mas tau arti bacaan sholat? Hmm..engga tuh na.

Arti bacaan sholat tuh bagus banget lho. Lalu saya jabarkan satu persatu arti bacaan sholat, yang sesungguhnya merupakan doa untuk kebutuhan keseharian kita.

"Tapi nih yah na, gue pernah nih mulai rajin sholat, perasaan idup gue malah tambah blangsat, kagak ada yg berubah."

Aku tersenyum.

Tidak mudah memang menerima ketetapan Tuhan.

"Setiap mengawali aktivitas kita dianjurkan apa?" ucapku.

"Berdoa" jawab mas riki singkat.

"tau seperti apa doanya?"

"Hmmm...banyak sih setau gue"

Aku tertawa.

"Bismillah, kita diperintahkan untuk memulai aktivitas dengan bismillah, tau arti bismillah?"

"kagak" jawab mas riki seraya menggaruk kepala.

Saya tersenyum.

" Bismillah artinya dengan nama Allah"

Artinya segala aktivitas kita semata mata diniatkan karena Allah.
Semua kebaikan yang kita lakukan semata untuk dapat Restu dan Ridho Allah.

Jadi salah deh tuh kalau begini "Gue mau sholat ah biar gampang jawab ujian nanti, gue mau sholat ah biar rezekinya dilancarkan."

"Coba deh mas riki belajar ikhlas ibadah. Tanpa berharap apa-apa kecuali Ridho dan disayang Allah." Insha Allah kalau sebulan dilakukan ada yang berubah dalam hidup mas riki. Tapi ingeet ya...rejeki itu ga melulu berupa uang lho.

"Gilee lu Na, pak didi aja yang udah ngajakin gue sholat bertaun taun ga mempan, hahahaha iye dah ntar gue sholat".

Misna yang sedari tadi diam. Baru mulai bicara setelah keluar pantry. "Kak Nana, aku sedih lho denger obrolan kak Nana, aku kagum sama kak Nana". Aku hanya dapat tersenyum mendengarnya. Aamiin yaa Allah, semoga hamba bisa menjadi orang yang amanah. Ah teman temanku, andai kalian tau bahwa aku tidak sebaik itu, aku bukan anak baik, berkali kali aku mencoba bunuh diri karena tidak menyukai takdir Illahi. Aku hanya tidak ingin ada orang serupa denganku, tidak bersyukur, kufur nikmat.

Semoga Demikian

"Apa yang terlihat, adalah yang ingin diperlihatkan"

Terlihat kuat namun rapuh di dalam.
Terlihat hebat namun sedih dirasakan.
Kadang yang terlihat buruk di luar justru indah di dalam.

"Hidup kamu mah enak Na, bla bla bla...."

Aamiin. Semoga demikian.

Saya hanya memilih untuk tidak membagi kesedihan dan kesusahan, andai mereka tau berapa kali aku jatuh bangun, hidupku, keluargaku.

"Hidup kamu mah enak Na".

Aamiin. Semoga demikian.