Minggu, 31 Agustus 2014

Angin Oktober

Ada embun di ufuk pelupuk
Kenapa sesakit ini?
Angin semilir pun tak terasa
Ini sudah september nona
Sampai kapankah engkau mau merengkuh daun daun yang sudah jatuh
Senja merekah sudah berubah gelap gulita

Menunggu ulat bermetamorfosa
Kukira secepat matahari berpindah menuju senja
Ulat yang mengais menaiki ujung pucuk teh
Lalu jatuh dibatas tangkai

Kemana kerelaan yang selama ini selalu engkau elu elukan?
Berdiri pongah melawan angin
Berkata engkaulah yang terkuat
Hanya topengkah?

Sebentar lagi oktober
Angin meniup niup tiap sudut dari barat hingga timur
Menurunkan para butiran tangisan awan
Mau sampai kapan?

Mencoba berdamai dengan keadaan

Balada Pelanggan Setia Prima Jasa

Primjas alias singkatan dari Prima Jasa adalah bus yang populer di kalangan mahasiswa nomaden Jatinangor-Jakarta atau Jatinangor-Bekasi. Saya merupakan salah satu pelanggan setianya. Saya biasa bolak balik Nangor Bekasi seminggu sekali atau bahkan seminggu dua kali. Kadang ada hal-hal lucu yang terjadi di bus tersebut. Tapi yang paling sering terjadi adalah saya diajak ngobrol selama perjalanan di bus oleh orang yang belum dikenal. Saya sendiri gak tau kenapa sering jadi tempat curhat orang di bus, entah memang mereka orangnya supel atau memang wajah saya yang curhat-able, entahlah, hahaha.
Pernah suatu kali ada ibu-ibu yang sepanjang perjalanan cerita panjang lebar tentang anaknya yang berkuliah di tempat yang sama seperti saya, dan sebelum ibu itu turun di tempat tujuan akhirnya ibu tersebut menanyakan apakah saya punya pacar, karena kalau belum mau dijodohkan dengan anaknya. Akhirnya saya terpaksa bohong, agar bisa menolak halus pertanyaan ibu tersebut :P. Pernah juga suatu kali saya berkenalan dengan seorang mahasiswi, kami berdua ngobrol panjang lebar selama di perjalanan, saat hendak sampai di bekasi kami pun baru saling memperkenalkan diri, dan yang membuat kaget ternyata kami berdua satu kostan, hanya saja dia berada di kamar atas, kami berdua pun akhirnya tertawa cekikikan, parah sekali, hehehe.
Kadang juga ada anak yang benar-benar supel sekali seperti yang pernah saya temui, orangnya menurut saya benar-benar cantik, dia menawari saya semua makanan yang dia bawa entah itu keripik, bolu, dan lain-lain. Dia memaksa untuk makan makanan yang dia bawa kalau tidak dia akan marah. Anaknya sungguh ceplas ceplos dan asik. Bahkan dia merequest ke kenek bus untuk diputarkan lagu dangdut koplo. Supir primjasnya pun sampai geleng-geleng kepala, baru kali ini ada penumpang yang seperti ini katanya. Bahkan kenek pun sampai bolak balik mondar mandir nimbrung obrolan kami sambil menawarkan gorengan, hahaha. Curhatan anak itu pun sebenernya menurut saya agak aneh saja, dia menceritakan hal-hal pribadi dengan entengnya, benar-benar orang yang unik.
Sebenarnya masih ada banyak tipe-tipe orang yang pernah saya temui selama di primajasa, hanya saja rasanya terlalu banyak jika ditulis di sini :). Ah iya, selain mengenal orang-orang baru, ada satu hal lagi yang saya peroleh, yaitu menambah pengetahuan lagu dangdut, iya, lagu dangdut. Dari mulai lagu rita sugiarto, ayu ting ting, lagu oplosan sampai lagu roma irama, sepertinya mulai menjadi akrab di telinga saya :D. Nampaknya hampiiir seluruh supir primajasa adalah fans berat lagu dangdut, hehehe.
Kadang-kadang kalau sedang males diajak ngobrol di bus, senjata andalan saya adalah mendengarkan lagu pakai headset, jadi bisa sambil menikmati pemandangan. Pemandangan perjalanan Jatinangor-Bekasi cukup bagus lho, ada banyak sawah-sawah, kebun teh, menikmati matahari tenggelam, pokoknya bagus deh. Oleh karena itu seringnya saya pulang pukul 4 sore, saat cuaca mulai sejuk, dan pemandangannya juga bagus, saya suka sekali kerlap kerlip lampu malam di sepanjang perjalanan, terlihat seperti bintang, cantik. Hehehe, entah mungkin saat sudah tidak di nangor lagi akan kangen masa-masa unik selama perjalanan di bus primajasa seperti sekarang ini :).
Eiits lupa, ada yang ketinggalan, selama ini yang masih menjadi teka-teki di kepala saya adalah sebenarnya apa fungsi tv lcd berlayar besar yang terpasang di depan bus primajasa. Karena selama ini yang saya tau gak pernah dipakai, cuma dianggurin begitu saja. Duh sayang banget deh, mendingan juga saya bawa pulang kalau begitu, hahaha :P.

Jumat, 29 Agustus 2014

Dunia Kerja Keras



Kemarin, kebetulan saat ulang tahun saya, saat ngumpul dengan teman-teman semasa kuliah. Kami banyak ngobrol ngalor kidul yang berakhir dengan ngomongin pekerjaan. Banyak diantara mereka padahal menurut saya pekerjaannya sangat bagus dan diidam-idamkan banyak orang. Tapi ternyata yang saya tidak sangka banyak diantara mereka yang mengeluhkan pekerjaannya dan ingin resign, bahkan beberapa sudah resign.
Sebut saja A, sahabat saya ini bekerja sebagai salah satu auditor internal di salah satu perkebunan kelapa sawit. A sering bolak-balik sumatera jawa. Dia sering curhat kalau benar-benar gak betah dengan pekerjaannya, ingin rasanya resign dan pindah kerja di daerah dekat rumahnya saja. Hal yang paling membuat saya sedih adalah bahkan berat badannya turun hingga 12 kg. Ada lagi teman saya F, sewaktu baru lulus dia sangat berfikir idealisme, seperti fresh graduate kebanyakan, hingga akhirnya kemudian dia mendapat posisi tinggi di sebuah bank ternama, tapi kemudian belakangan saya diceritakan teman saya, bahwa sekarang di tempatkan di Makassar, bahkan rasanya sekarang dia merasa agak menyesal, tapi tentu saja tidak bisa resign begitu saja karena akan kena pinalti.
Sebenarnya ada beberapa cerita lagi yang saya peroleh kemarin. Rasa-rasanya dari semua cerita yang saya peroleh, mayoritas gak betah, hingga akhirnya pindah dari satu kerjaan ke kerjaan lain, 'kutu loncat' itulah istilah yang dijuluki oleh dosen saya. Saya juga sejujurnya lumayan bingung ketika dimintai saran oleh mereka. Karena menurut saya semua pekerjaan itu memang tidak ada yang gampang, semuanya berat.
Saat di dunia perkuliahan, amat terasa sekali bahwa dosen mengarahkan para mahasiswanya untuk menjadi pencipta lapangan kerja, sehingga tidak tercipta lagi pengangguran terdidik. Masih ingatkah beberapa waktu lalu di berbagai media ramai diberitakan seorang lulusan S2 UI yang minta pelegalan suntik mati? Ikut miris yah mendengarnya. Bahkan hakim yang menangani kasus tersebut sampai ikut turun tangan untuk menasehati pria tersebut bahwa hidup jangan dijadikan beban. Saya punya satu cerita menarik, suami dari tante saya juga lulusan S2 teknik UI, dimana untuk lulusan S2 terkenal sulit mencari pekerjaan karena jarang perusahaan yang menyediakan budget lebih. Yang kemudian akhirnya beliau membuka perusahaan kecil-kecilan pembuatan bahan conveyor, sesuai ilmu yang diperoleh diperkuliahannya. Alhamdulillah sekarang usahanya sudah lumayan merambah pasar eksport.


Sewaktu lulus, banyak fresh graduate yang masih berpikiran sangat idealis. Padahal saya rasa semua pekerjaan itu adalah baik. Memang sih tidak dapat dipungkiri tidak ada pekerjaan yang ringan. IMHO, jika yang selama ini kita ambil dari perkuliahan itu ilmunya, bukan hanya sekedar ijazahnya saja, gak akan terjadi banyak pengangguran di negara kita ini. Sebagai contoh, kemana ilmu wirausaha, desain produk, menggambar teknik, yang selama ini diperoleh di perkuliahan? Padahal saya rasa berbekal ilmu tersebut cukup untuk dunia kerja maupun dunia wirausaha. Wong tukang gorengan aja bisa hidup kan dengan hanya berjualan? Memang sih gak semua orang yang berusaha memulai usaha kecil-kecilan memiliki jaminan pasti sukses, pasti ada banyak sekali proses jatuh bangunnya. Contohnya, sewaktu kuliah saya bersama teman saya pernah mendapatkan dana hibah dari salah satu bank ternama, program wirausaha muda mandiri, memang sih saya akui waktu itu banyak sekali kendalanya tapi tidak bisa saya pungkiri banyak hal juga yang saya peroleh dan pelajari. Pernah dengar kisah pengusaha ayam bakar mas mono yang terkenal itu? Dibalik semua manis yang dia rasakan sekarang banyak pula kisah jatuh bangun dibaliknya.
 Seperti yang dikeluhkan sahabat-sahabat saya bahwa bekerja itu memang sulit, tapi mungkin ada hal yang mereka lupakan, bahwa ada banyak orang yang juga jauh sangat mendambakan pekerjaan, rela berusaha bekerja keras untuk memperoleh pekerjaan. Baik mencari pekerjaan di perusahaan maupun menjadi enterpreneur saya rasa keduanya sama baiknya tapi menurut saya yang terpenting dari semua itu yah disyukuri, semua kembali ke cara pandang pribadi masing-masing.


Rabu, 27 Agustus 2014

Kado Terindah

24 tahun. Gak terasa perlahan saya makin tua yah :'). Usia 24. Usia dimana setiap manusia mulai menghitung, menghitung segala pencapaian hidup yang telah diraih. Dua ditambah dua, apakah sudah empat? Matematika hidup. Tahun ini otak saya sudah terlalu penuh oleh banyak hal yang memusingkan, rasanya tidak ada kapasitas lagi untuk menghitung. Kebanyakan menghitung mungkin malah bikin terlalu fokus pada pencapaian, jadi bikin lupa bersyukur.
Tahun ini saya masih bisa merayakan ulang tahun dengan lengkap, dengan senyuman, dengan anggota tubuh lengkap dan sehat, dengan keluarga dan teman teman lengkap, alhamdulillah. Di setiap kebahagiaan, di setiap doa, kadang saya sering takut, tahun depan masihkah saya sebahagia ini? Masihkah bisa merasakan karunia tambahan umur? Masihkah ada semua kesempatan itu diberikan Allah, seluruh peruntungan dalam hidup.
Tahun lalu ada satu hal yang cukup mengetuk hati saya. Di saat berulang tahun, sama seperti umumnya, semua orang berlomba untuk memberikan doa terbaik. Namun ada seseorang, AAS, doanya begitu sederhana. 'Hanya' semoga saya dapat tersenyum dan semakin dewasa. Kecewa? Jujur saya kecewa saat itu. Setelah semua masalah hidup yang saya lalui, saya lupa satu hal, senyum itu ternyata mahal harganya. Butuh sekian komponen kebaikan hidup, yang sesuai keinginan hati, barulah senyum terbayar.
Sekarang saya baru sadar, dia memang benar. Dia orang yang selalu sederhana dan dalam, kadang saya gak bisa ngerti jalan pikiran dia. Satu hal yang pernah dia bilang saat ulang tahun saya tahun lalu  yang saya ingat "aku tidak mengistemewakanmu. Aku hanya mengingatkan, bahwa kamu memang istimewa". Sayang tahun ini sepertinya saya tidak akan dapat lagi mendengar kata-katanya yang sederhana namun selalu dalam dan bermakna. 
Ah sudahlah, di umur yang baru ini saya kan sudah janji untuk tidak melihat ke belakang kembali. Saatnya memperbaiki semua yang sudah saya ‘rusak’, saatnya menggapai impian-impian. Belum ikhlas namanya selama semua masih terus terucap maupun teringat. Lebih baik melukis di kertas yang baru kan?
Semua hal di dunia ini memiliki deadline, batas. Bagi saya satu-satunya deadline adalah saat Tuhan sudah memanggil. Selama kita belum sampai pada masa tersebut, semua hal harus diperjuangkan, yaitu menjadi lebih baik daripada sebelumnya, saya menyebutnya hijrah. Tahun ini saya hanya bisa mengamanahkan janji kepada diri sendiri, untuk berusaha menjadi lebih baik, karena memang tugas kita untuk mengupayakan yang terbaik, urusan hasil serahkan saja pada-Nya. Dia Yang Maha Tau yang terbaik untuk kita. Rencana-Nya selalu indah, selalu tepat. Hal-hal yang kasat mata, yang mungkin menurut pandangan orang lain yang selama ini sia-sia, entah mengapa bagi saya sama sekali tidak. Pengalaman, pembelajaran, pendewasaan, saya rasa semua itu lebih tidak ternilai harganya. Dengan masalah, kegagalan, kerusakan, kehancuran, dari sanalah saya tau nilai kehidupan, sehingga memacu untuk berubah. Mungkin lebih tepatnya lecutan untuk penumbuh inisiatif dalam diri untuk melakukan perbaikan baik untuk diri sendiri maupun sekitar. Jalan masih panjang dan jauh, nikmati saja tiap detik prosesnya, pendewasaan. Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi selanjutnya, anggap saja seperti Fortune Cookie. Semangat, 'Carpe Diem'!!!
Apapun yang terjadi tahun ini, selamat ulang tahun haryatna sartika pramasari, selamat atas diberi kesempatan lagi di tahun ini. Selamat menikmati kado senyuman lagi. Terima kasih ma, pa, krucil krucil nakal. Terima kasih sahabat dan teman-teman (terutama yang jauh jauh bela-belain bolos kerja demi ke nangor hehehe :p). Terima kasih semesta. Terima kasih Tuhan atas kado terindah lagi di tahun ini. Barakallah. Alhamdulillah.


terima kasih kadonya, hihiw, langsung dipake lho :p 
*abaikan pipinya yang semakin gembil*



Minggu, 24 Agustus 2014

Habis hujan

Teriring seringai pelangi cantik setia menunggu di ujung hujan reda.

Pelangi hadir di waktu yang tepat
Tiada akan ia terlambat
Selalu ada, itulah janji Sang Penciptanya.

Tuhan, sang sutradara ulung
Penulis yang handal
aku percaya

Ikhlas


Pernah meyakini melepas merpati terbaik pasti akan kembali.
Keyakinan yang menguap layak bulir bulir sungai berevaporasi
Terhisap kering menyambut riang sang kemarau
Setidaknya terima kasih untuk pernah bertandang
Kepada suatu yang kehadirannya tidak menggenapkan
Pun ketiadaannya tidak mengganjilkan

Terlalu egois memang
Aku melabelnya dengan semestaku
Terlambat melabuh
Hingga yang tersisa hanyalah puing runtuh

Tuan dengan segala kemahaan
Yang mencintai segala detil kehidupan
Pencinta ketidaksempurnaan
Terima kasih teruntuk pembuat kenangan
Pemberi kado senyuman
Maafkanlah radarku yang sudah mulai rapuh




Sabtu, 23 Agustus 2014

Tentang Jurnal Kecil

Agak sedih rasanya setelah ngobrol di chat bbm dengan seorang teman, M. M cerita kalau dia mengambil keputusan mau berhenti jadi jurnalis. Selepas kuliah, dia berkesempatan bekerja sebagai jurnalis di daerah Bandung. Jurnalis, wah padahal itu salah satu dari daftar cita-cita saya :(. Sangat disayangkan.
Kalau di flashback lagi, jadi ingat, sewaktu masa ospek kuliah dulu saya kebetulan satu kelompok dengan M. Saya sangat antusias sekali saat kami berdua pertama kali ngobrol-ngobrol, waktu itu dia cerita bahwa suka sekali dengan dunia jurnalisme, sama seperti saya. Saat itu saya merasa memiliki teman senasib deh rasanya, hahaha. Mungkin saya jarang cerita ke banyak orang bahwa saya menyukai dunia perjurnalistikan. Sewaktu SMA bahkan saya sempat mengikuti ekskul jurnalistik, JOB (Journalistic of Bonlap) namanya.

Saya selalu senang sekali melihat reporter reporter di tv, hanya saja saya takut untuk bermimpi terlalu tinggi. Orang tua juga tidak memperbolehkan untuk masuk jurusan fikom, jadi saat itu cuma bisa pasrah saja. Sebenarnya sampai sekarang diam-diam masih ada sedikit keinginan dalam hati untuk menjadi seorang jurnalis sih, makanya blog ini sampai saya beri nama jurnal kecil, hehe.
Di blog ini saya bisa leluasa menuangkan hobby menulis. Kenapa suka menulis? Saya pun tidak tau alasannya. Mungkin karena saya suka sekali membaca tulisan-tulisan orang jadi saya merasa ikut tertantang untuk membagi pikiran dalam bentuk tulisan. Beberapa blogger penginspirasi saya diantaranya @irrasistible, @shitlicious, @falla_adinda, @dianarikasari, @amrazing, @benakribo @justtryandtaste, dan maasih banyak lagi, hehehe :D.

 'Agar tidak mudah melupakan maka menulislah'. Dalam bentuk tulisan, apapun yang saya lupa jadi bisa diingat kembali. Selain itu ada kebahagiaan tersendiri saat melihat jumlah statistik pengunjung blog yang kian bertambah. Taukah kalian kebahagiaan seorang penulis itu yaitu saat tulisannya dibaca? Jadi, selamat menikmati tulisan saya dalam blog ini kawan ;).

Jumat, 22 Agustus 2014

Are You a Healthy Freak?


Modernitas dan urban lifestyle sedikit banyak mempengaruhi pola hidup masa kini. Coba lihat saja pusat-pusat kebugaran yang dulu jarang bisa kita temui namun sekarang banyak menjamur dimana mana. Bukan hanya tempat gym, tapi juga sudah banyak tempat olahraga jenis lain seperti zumba, pilates, yoga, trx, muai thai, dan yang terbaru EMS (Electical Muscle Stimulator). Semoga kebiasaan positif ini bukan cuma sekedar tren yang akhirnya habis berganti tren baru.
Terlihat sekali animo kepedulian masyarakat masa kini terhadap kesehatan sudah begitu tinggi. Sehingga mulai dikenal istilah-istilah seperti gym freak, healthy freak, yaitu orang-orang yang 'menggilai' olahraga dan pola hidup sehat. Banyak pemuda zaman sekarang yang terobsesi punya badan kotak-kotak, seperti dedy corbuzier misalnya. Having a healthy life I think is a good choice, tapi untuk menjadi seorang healthy freak, maaf saja rasanya saya tidak tertarik.

Pola hidup sehat memang penting untuk dijaga, demi kesehatan kita dimasa depan tentunya. Dengan hidup sehat dapat mengurangi resiko terkena penyakit seperti diabetes, hipertensi, kolesterol, dan kanker. Bahkan rasulullah menerapkan pola hidup sehat. Tapi ada satu hal yang tidak boleh kita abaikan, yup, menikmati hidup.
Saya rasa dengan mengurangi konsumsi gula, minyak, dan makanan berpengawet serta perbanyak makanan bergizi seimbang secukupnya, dan olahraga secukupnya itu semua sudah cukup untuk menjadi lifestyle yang sehat. Jadi tidak perlu sampai mengorbankan kenikmatan hidup dengan menjadi healthy freak demi penampilan semata. Tapi yah semua kembali lagi ke pilihan hidup masing-masing pribadi. Life is a choice, rite?

Meskipun saya menerapkan pola hidup sehat, kadang kala saya suka jajan kok. Eits penafsirannya jangan dibalik yah! Bukan melulu cheating meal dijadikan prioritas, sampai mengabaikan makanan utama, seperti orang yang diet, suatu waktu dia makan, lalu dia ga mau makan lagi lantaran merasa bersalah jika makan lagi. Saya memang menikmati makanan sehat yang sering saya buat sendiri di rumah, tapi pasti ada lah sesekali saatnya saya menikmati nikmatnya bakso maupun mie ayam, nyum. Rasa ingin menikmati makanan enak itu manusiawi, hanya saja tetap harus dibatasi jangan berlebih-lebihan. Tahukah kalian, di setiap mangkok bakso yang kalian lahap itu terselip rezeki untuk beli buku anak mamang penjualnya ;). Selamat makan dan salam sehat :D.


Kamis, 21 Agustus 2014

Good Living for a Good life

Makan merupakan salah satu hobby saya. Saya terbilang jenis orang yang emotional eater. Apalagi yang namanya ngemil, beuuuh, kalau belum habis satu kantong atau satu toples yah belom berhenti, hihihi :p. Dari kecil ibu saya suka sekali menyuapi saya makan, kata beliau "orang-orang mah pada ribut anaknya pada susah makan, ini mah kaya ngasih makan hewan di bonbin, lahap benerrr, hahaha".
Alhamdulillah kendati saya pencinta makanan, namun berat saya tidak pernah sampai overweight, paling berat yah 53 kg, paling agak chubby. Malah foto masa kecil saya terbilang kurus. Tapi lama-kelamaan orang-orang disekitar saya mulai menasehati, terutama keluarga, mereka bilang hati-hati, mereka khawatir saya terkena diabetes. Bukannya tanpa sebab mereka menasehati saya, bayangkan di gang tempat saya tinggal mayoritas tetangga saya mengidap diabetes, hampir setiap rumah. Kok saya tau? Kebetulan ibu saya adalah seorang perawat, kadang-kadang ibu dimintai tolong oleh tetangga untuk memeriksa kesehatan mereka. Selain penderita diabetes banyak juga yang sakit hipertensi, seperti ibu saya :(.


Dengan alasan kesehatan saya pun mulai merubah pola hidup sehat sedikit demi sedikit, entah itu belajar dari internet, majalah, dll. Berikut beberapa pola hidup sehat yang mulai saya terapkan :

1. Batasi asupan gula sederhana

Gula ternyata jahat lho. Saya pernah baca maksimal konsumsi gula yang baik untuk kesehatan satu sendok perhari. Tapi kekurangan gula juga ga baik untuk tubuh. Efek jangka pendeknya badan bisa gemetar dan keringat dingin. Efek jangka panjangnya bisa menyebabkan sakit hepatitis seperti yang pernah saya alami. Sakit hepatitis itu sama sekali gak enak. Saat itu saya disuruh dokter minum sirup sarang sari yang banyak, bayangkan saja sehari bisa menghabiskan setengah botol, rasanya benar-benar eneg. Back to the topic, jadi bijaklah dalam mengkonsumsi gula yah, sebaiknya kalau mau cari aman makanlah buah-buahan. Buah buahan itu mengandung gula alami yang bagus untuk kesehatan.

2. Kurangi minyak dan santan

Kalau untuk urusan yang satu ini rasanya tidak sulit bagi saya karena kebetulan tidak suka makanan yang berminyak dan bersantan seperti misalnya masakan padang. Minyak itu banyak mengandung lemak jenuh, yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, yang dapat mengakibatkan kolesterol, oh ya penderita hipertensi juga sebaiknya kurangi asupan ini yah. Sayangnya ibu saya masih bandel dan tetap suka mengonsumsi gorengan, alhasil hipertensinya sering kumat :(. Saran saya gunakan minyak olive oil, karena banyak mengandung omega3 yang bagus untuk kesehatan.

3. Olahraga

Olahraga tidak melulu harus yang berat-berat kok, apalagi bagi yang sudah berusia tidak lagi muda. Jalan kaki di pagi hari selama 30 menit juga sudah cukup untuk mengaktifkan metabolisme tubuh agar lebih lancar.


Sebenarnya masih ada banyak tips-tips kesehatan, tapi rasanya gak akan muat kalau semua harus di bahas di sini. Menurut saya menjaga kesehatan itu penting lho, untuk salah satu investasi kebahagiaan di masa tua. Kalau menunggu sakit di hari tua saya rasa sangat disayangkan di materi dan quality time bersama orang-orang tersayang kan? Yuk kita ubah kebiasaan buruk menjadi lebih baik secara pelan-pelan dan bertahap. Salam sehat :D.

Cinta Melulu (Edisi Film Korea)

DVD film adalah teman setia bagi mahasiswa kostan. Sebenarnya saya bukan penggila maniak dvd film. Tapi karena faktor bt diem di kost kostan, maka sama seperti mahasiswa kostan kebanyakan, saya pun mulai ikut-ikutan mengoleksi beberapa film.
Di sepanjang jalan raya Jatinangor terhitung ada banyak penjual dvd, rental penyewaan dvd, atau sekarang yang terbaru yaitu penjualan film dalam bentuk softcopy file. Jenis dan genre film yang dijual beragam, semuanya disusun rapi oleh penjaga toko, jadi sangat mudah untuk mencari film yang akan dibeli. Ada film horor, komedi, romansa, action, animasi, kartun, film Jepang, film Barat, film korea, film India, dsb. Saya rasa paling banyak peminatnya adalah film korea beserta drama seriesnya, bisa dilihat dari deretan raknya yang paling panjang.
Saya sendiri tidak terlalu suka banget film korea sebenarnya, tadinya semula saya menjudge kebanyakan filmnya berisi cinta menye-menye seperti kisah-kisah opera sabun pada umumnya, kalaupun tidak paling berisi konflik perebutan harta yang penuh intrik, hahaha :D. Ternyata perkiraan saya salah, ada banyak lho film korea yang berkualitas juga, yang kisahnya bukan sekedar seputar cinta-cintaan sepasang kekasih. Berikut film maupun drama korea yang menurut saya bagus:

1. Cinta kepada keluarga – Film Hello Ghost
Kalau dari judulnya yang horor pasti para penonton yang gak suka film seram seperti saya langsung mundur. Eiiits, tunggu dulu! Meskipun di kisah film ini ada hantunya, tapi suer deh, sama sekali gak serem kok :). Film ini mengisahkan tentang seorang pemuda sebatang kara yang bosan hidup karena kesendiriannya, hingga akhirnya dia memutuskan bunuh diri. Berkali-kali mencoba bunuh diri namun selalu gagal hingga suatu hari dia bertemu hantu hantu yang meramaikan hidupnya. Kisah film ini cukup lucu, mengisahkan berapa berartinya cinta dalam keluarga. Beberapa temen cowok saya bahkan sampai menangis nonton film ini, hihihi.


2. Cinta kepada guru - Drama series God of study
Drama series ini sebenarnya agak mirip dengan Great Teacher Onizuka. Hanya saja saya akui Korea memang apik dalam mengemas sebuah cerita yang sebenarnya biasa-biasa jadi sangat memainkan emosi penonton, patut diacungi jempol. Drama ini mengisahkan tentang 5 orang anak yang berasal dari sekolah yang sangat buruk reputasinya. Hingga suatu hari muncul seorang pengacara yang tidak lain merupakan alumni sekolah itu. Pengacara tersebut tergerak hatinya untuk merubah reputasi sekolahnya dulu dengan cara akan mengirimkan siswa sekolah tersebut ke universitas ternama. Drama ini bercerita tentang perjuangan anak-anak dalam belajar dengan segala keterbatasan mereka masing-masing. Bagian yang paling mengharukan menurut saya yaitu saat guru guru yang notabene awalnya mereka benci (bahkan tidak diakui sebagai guru) hingga akhirnya mereka panggil dengan sebutan guru :').


3. Cinta kepada kehidupan – Drama series Thank you
Drama series ini menurut saya yang paling sedih. Pokoknya harus nyiapin tissu. Ceritanya tentang seorang anak yang tetap menjalani kehidupan dengan ceria, meskipun mengidap penyakit Aids. Dan karena anak kecil ini, ada seseorang pria yang berubah kehidupannya, dari kehidupannya yang sudah hancur menjadi lebih menghargai arti hidup.



Mungkin ada yang tau film film korea yang bagus lainnya? Oke saya akan hunting-hunting lagi. Hidup anak kostan!! Hidup film dvd!! Hahaha :p

Selasa, 19 Agustus 2014

Dirgahayu Bangsaku

Sebagai orang Indonesia, kurang afdol rasanya kalau belum mbahas tentang euforia pesta 17-an. Meskipun kenyataannya di gang perumahan saya sih adem ayem saja, tidak ada sedikitpun ramai ramai, karena beberapa tahun belakangan ini di Rt tempat tinggal saya memang tidak pernah diadakan lomba 17-an lagi. Kangen juga sih sejujurnya sama perlombaan perlombaan 17-an semasa kecil. Mungkin karena penghuni gang di tempat tinggal saya anaknya sudah beranjak dewasa, jadi kalaupun mau diadakan lomba kemungkinan tidak akan ada lagi pesertanya :').


Jadi bahas apa dong di postingan ini? Sabar, sabar, hehe. Di TV biasanya menjelang 17-an ramai mewacanakan bahwa "Indonesia belum merdeka, masih banyak bla bla bla, dan bla bla bla". Sebenernya kalau dipikir-pikir ada benarnya juga sih, contohnya dalam hal pendidikan yang masih belum merata. Untuk kota-kota yang sudah maju, seperti Kota Bekasi, dimana saya tinggal, akses pendidikan sudah sangat mudah dijangkau.
Kebetulan tahun ini adik saya masuk SMA, yang saya rasakan pendaftaran masuk SMA begitu mudah, berbeda sekali dengan jaman saya dulu, semuanya sekarang bisa diakses dari internet di rumah. Tidak perlu mondar mandir ke sekolah yang dituju. Sungguh keadaan yang drastis sekali bila dibandingkan dengan desa tempat saya bertugas sewaktu kegiatan KKN (Kuliah, Kerja Nyata) yaitu di daerah Desa Darmacaang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis.
Jangankan akses internet, akses menuju sekolah saja sudah sangat sulit, perlu jalan kaki berkilo-kilometer untuk menuju sekolah. Kendati demikian tidak menyurutkan semangat anak-anak di sana untuk menuntut ilmu. Ada beberapa cerita yang cukup menyentuh hati saya waktu itu.
Saat itu kelompok mahasiswa KKN akan mengadakan penyuluhan menyikat gigi di SD, penyuluhan akan diadakan esok hari sementara kami belum mengabari anak-anak SD untuk membawa perlengkapan menyikat gigi. Akhirnya atas inisiatif ketua koordinator desa (kordes), saya dan kedua teman saya ditugaskan untuk silaturahmi ke rumah anak-anak SD untuk memberi info. Saya sungguh tidak menyangka ternyata rumah anak-anak itu sungguh jauh-jauh. Untungnya ada anak SD yang semangat sekali membantu kami untuk menunjukkan rumah siswa-siswa lain. Saya sungguh tidak menyangka ternyata rumah anak-anak itu sungguh jauh-jauh. Di sana jarang ada angkot, sehingga kebanyakan harus ditempuh dengan berjalan kaki. Tapi anak SD itu tetap dengan senang hati dan ceria membantu kami keliling desa mengunjungi seluruh rumah temannya.


Kami mahasiswa KKN saat itu diberi kesempatan oleh Pak Lurah untuk belajar bersama adik-adik SD Darmacaang selama dua minggu. Selama kegiatan belajar mengajar, ada beberapa teman saya yang bertugas menerangkan pelajaran di depan kelas. Sedangkan saya berkeliling untuk membantu yang kesulitan mengerjakan tugas. Saat saya lewat banyak diantara siswa yang menutup tugas yang dikerjakan dengan tangan. Ternyata tidak sedikit siswa kelas 5 yang belum bisa mengerjakan soal perkalian yang mudah. Lalu saya ajak mengobrol mereka, saya tanyakan "kenapa tidak belajar kelompok, dek? Supaya bisa pintar sama-sama semuanya". Jawabannya saya rasa sangat membuat sedih siapa pun yang mendengar. "Si x rumahnya jauh banget kak, pulang sekolah ga bisa belajar karena harus bantu bantu di kebun". Ternyata Indonesia belum sepenuhnya merdeka yah? Hanya saja bentuk penjajahannya tidak lagi oleh kompeni. Dirgahayu wahai Negeriku, semoga kedepannya membuat nyaman siapa pun yang mencintaimu, Indonesiaku.

Senin, 18 Agustus 2014

Senandung Lelah


Mengejar matahari
Tak habis sehari peluh
Aku tetap cuma bisa menunggu
Layak bunga pukul lima
Bisa apa?

Tak bisakah sesekali ia datang saat gelap menyesap
Hingga hilang rasa takut lenyap
Sebesar aku mengiba sebesar senyum kian menyeringai
Mungkin jenaka pikirnya
Tak tahukah ada kalut dirasa disini?

Ah matahari, riang sekali
Peluh yang memerah 
Kau anggap penanda taat
Alangkah pongah
Tak dirasakah ku mulai lelah?

Cooking Passion Dadakan

Membiasakan diri untuk rutin nulis postingan lumayan susah yah ternyata. Lebih seringnya bingung mau nulis apa. Tema tulisan kali ini random sekali, judulnya cooking passion selama engga ada kegiatan. Seharusnya seminar usulan penelitian saya diadakan minggu kemarin, tapi berhubung ada sedikit masalah jadi diundur selama 2 minggu, huffft. Alhasil daripada mandek di kostan jatinangor, mending saya mbikin kesibukan di rumah, yeay!
Sebenernya mungkin judul postingan ini bukan cooking passion sih, agak kurang tepat saja rasanya menyebutnya passion, karena kegiatan ‘masak dadakan’ ini paling saya lakukan kalau sedang mood saja. Here it is, beberapa makanan bikinan saya yang sering direquest orang rumah.

1.       Nasi Goreng
Yup, nasi goreng, hahaha. Ini masakan andalan kalau lagi buru-buru di pagi hari, apalagi kalau krucil (re:adek) lagi kelaperan malam-malam. Ssst sebenarnya bumbu nasi goreng ini sama seperti nasi goreng pada umumnya, Cuma sering saya tambahin bumbu pasta biar rasanya jadi lebih maknyus :p.

2.       Puding caramel
Kalau resep kedua ini hidangan cemilan yang paling cepet ludes yang selalu saya bikin. Oh ya tipsnya supaya rasanya lebih gurih susu yang dipakai yaitu merek Dancaw yang rasa full cream. Jadi rasa pudingnya tidak Cuma sekedar manis, tapi juga gurih.


3.       Pizza
Bikin pizza ini sebenernya terjadi secara engga sengaja. Awalnya sih mau bikin adonan bakpao, tapi karena adonan yang dibikin kurang kalis, jadi susah dibentuk karena agak lengket, akhirnya daripada dikukus jadi dioven saja deh, lalu dengan segala modifikasi, daaan voila jadilah pizza yummy yang disukai orang serumah ;).


4.       Cake
Cake alias bolu merupakan makanan yang paaaling saya suka banget bikinnnya, terutama banana cake. Kenapa? Entah mengapa setiap bikin bolu rasanya menyenangkan seperti main masak-masakan saja deh, hihihi. Terlebih lagi saya suka banget sama aroma bolu yang baru keluar dari oven, hmmm wangiii!

5.       Lumpia ga jelas
Kenapa dinamakan lumpia engga jelas? Masakan ini seringnya saya bikin untuk ngosongin isi kulkas, jadi isinya yah tergantung apa saja yang ada, yang penting ada kulit lumpianya, hahaha. Isinya variatif, kadang kornet dan mie, kadang tahu dan pipilan jagung, kadang sayuran seperti isi risoles, kadang mayonnaise dan keju. Rasanya?entahlah, hahaha.


Saya bukanlah seorang yang jago ataupun suka banget masak sebenarnya, seperti yang tadi saya bilang, cuma sekedar iseng saja, hehehe. Makanan yang dibuat juga simple-simple banget kok, yang praktis dibikin. Kalau masalah rasa memang engga bisa dibandingin sama mamang-mamang jualan sih, tapi as long as my family love it, saya rasa lumayanlah :D.

Minggu, 17 Agustus 2014

Terima kasih,


Mungkin aku salah. Salahku berdoa meminta segala sempurna. Hingga Dia meletakkanmu di depan mata, iya, dihadapanku. Mujur bagiku, neraka bagimu. Aku pun kembali meminta. Aku ingin yang biasa-biasa saja, karena segala yang berkilau hanya membuatku silau, hingga terpikir “bagaimana aku bisa melihatmu?”. Terlalu mulus licin wahai boneka porselen. Hingga kurasa tak akan ada yang tega untuk membuatnya lecet tergores. Lagipula, siapalah aku ini?.
 Aku ingin yang itu saja. Iya, sama, boneka juga. Boneka yang tidak kalah cantik . Hanya saja berbeda bahan, tak lain berupa jerami. Kurasa aku pasti akan menyukainya. Aku bisa mendekapnya erat kemana pun aku mau, tanpa diliputi rasa khawatir rusak, lusuh, maupun hilang.
Boneka jerami itu tidak bisa kau miliki, nona, sudah terjual. Besok pemiliknya akan kemari untuk mengambilnya. Kurang lebih itulah ucap pemilik toko meruntuhkan asaku.
Aku bersimpuh di atas permadani lusuhku. Kulirik kembali boneka porselen dengan senyum menyungging. Entah sudah berapa waktu yang boneka itu habiskan untuk menemaniku. Entah sudah berapa gadis yang menawarnya. Bukan, bukan aku tidak ingin menjualnya. Bukan, bukan aku tidak tertarik oleh tawaran para gadis. Bagaimana tidak, aku sendiri pun heran mengapa boneka tersebut begitu kokoh hingga tak ada yang mampu tuk pindahkan. Aku bisa apa?
Aku kembali bersimpuh. Tuhan, tolong aku tukarkan, biarkan aku terkurung mati menjadi porselen kaku ini. Dan biarkan boneka itu bebas melangkah. Bukan hanya karena aku terlalu cinta kesunyian, maupun cinta darimana asalku berada, rumah mungil ini, bukan hanya itu.
Aku hanya sedang berpikir dan menimbang-nimbang. Mungkin hanya dengan cara ini aku dapat membalas jasa boneka porselen ini menemaniku. Mungkin ia lelah dan ingin beranjak, hanya saja tak mampu berucap. Setidaknya kata ‘terima kasih’ku ini lebih bermanfaat ketimbang mengucap “maaf aku membuatmu terkurung untuk waktu yang lama”.