Minggu, 31 Agustus 2014

Angin Oktober

Ada embun di ufuk pelupuk
Kenapa sesakit ini?
Angin semilir pun tak terasa
Ini sudah september nona
Sampai kapankah engkau mau merengkuh daun daun yang sudah jatuh
Senja merekah sudah berubah gelap gulita

Menunggu ulat bermetamorfosa
Kukira secepat matahari berpindah menuju senja
Ulat yang mengais menaiki ujung pucuk teh
Lalu jatuh dibatas tangkai

Kemana kerelaan yang selama ini selalu engkau elu elukan?
Berdiri pongah melawan angin
Berkata engkaulah yang terkuat
Hanya topengkah?

Sebentar lagi oktober
Angin meniup niup tiap sudut dari barat hingga timur
Menurunkan para butiran tangisan awan
Mau sampai kapan?

Mencoba berdamai dengan keadaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar