Rabu, 27 Agustus 2014

Kado Terindah

24 tahun. Gak terasa perlahan saya makin tua yah :'). Usia 24. Usia dimana setiap manusia mulai menghitung, menghitung segala pencapaian hidup yang telah diraih. Dua ditambah dua, apakah sudah empat? Matematika hidup. Tahun ini otak saya sudah terlalu penuh oleh banyak hal yang memusingkan, rasanya tidak ada kapasitas lagi untuk menghitung. Kebanyakan menghitung mungkin malah bikin terlalu fokus pada pencapaian, jadi bikin lupa bersyukur.
Tahun ini saya masih bisa merayakan ulang tahun dengan lengkap, dengan senyuman, dengan anggota tubuh lengkap dan sehat, dengan keluarga dan teman teman lengkap, alhamdulillah. Di setiap kebahagiaan, di setiap doa, kadang saya sering takut, tahun depan masihkah saya sebahagia ini? Masihkah bisa merasakan karunia tambahan umur? Masihkah ada semua kesempatan itu diberikan Allah, seluruh peruntungan dalam hidup.
Tahun lalu ada satu hal yang cukup mengetuk hati saya. Di saat berulang tahun, sama seperti umumnya, semua orang berlomba untuk memberikan doa terbaik. Namun ada seseorang, AAS, doanya begitu sederhana. 'Hanya' semoga saya dapat tersenyum dan semakin dewasa. Kecewa? Jujur saya kecewa saat itu. Setelah semua masalah hidup yang saya lalui, saya lupa satu hal, senyum itu ternyata mahal harganya. Butuh sekian komponen kebaikan hidup, yang sesuai keinginan hati, barulah senyum terbayar.
Sekarang saya baru sadar, dia memang benar. Dia orang yang selalu sederhana dan dalam, kadang saya gak bisa ngerti jalan pikiran dia. Satu hal yang pernah dia bilang saat ulang tahun saya tahun lalu  yang saya ingat "aku tidak mengistemewakanmu. Aku hanya mengingatkan, bahwa kamu memang istimewa". Sayang tahun ini sepertinya saya tidak akan dapat lagi mendengar kata-katanya yang sederhana namun selalu dalam dan bermakna. 
Ah sudahlah, di umur yang baru ini saya kan sudah janji untuk tidak melihat ke belakang kembali. Saatnya memperbaiki semua yang sudah saya ‘rusak’, saatnya menggapai impian-impian. Belum ikhlas namanya selama semua masih terus terucap maupun teringat. Lebih baik melukis di kertas yang baru kan?
Semua hal di dunia ini memiliki deadline, batas. Bagi saya satu-satunya deadline adalah saat Tuhan sudah memanggil. Selama kita belum sampai pada masa tersebut, semua hal harus diperjuangkan, yaitu menjadi lebih baik daripada sebelumnya, saya menyebutnya hijrah. Tahun ini saya hanya bisa mengamanahkan janji kepada diri sendiri, untuk berusaha menjadi lebih baik, karena memang tugas kita untuk mengupayakan yang terbaik, urusan hasil serahkan saja pada-Nya. Dia Yang Maha Tau yang terbaik untuk kita. Rencana-Nya selalu indah, selalu tepat. Hal-hal yang kasat mata, yang mungkin menurut pandangan orang lain yang selama ini sia-sia, entah mengapa bagi saya sama sekali tidak. Pengalaman, pembelajaran, pendewasaan, saya rasa semua itu lebih tidak ternilai harganya. Dengan masalah, kegagalan, kerusakan, kehancuran, dari sanalah saya tau nilai kehidupan, sehingga memacu untuk berubah. Mungkin lebih tepatnya lecutan untuk penumbuh inisiatif dalam diri untuk melakukan perbaikan baik untuk diri sendiri maupun sekitar. Jalan masih panjang dan jauh, nikmati saja tiap detik prosesnya, pendewasaan. Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi selanjutnya, anggap saja seperti Fortune Cookie. Semangat, 'Carpe Diem'!!!
Apapun yang terjadi tahun ini, selamat ulang tahun haryatna sartika pramasari, selamat atas diberi kesempatan lagi di tahun ini. Selamat menikmati kado senyuman lagi. Terima kasih ma, pa, krucil krucil nakal. Terima kasih sahabat dan teman-teman (terutama yang jauh jauh bela-belain bolos kerja demi ke nangor hehehe :p). Terima kasih semesta. Terima kasih Tuhan atas kado terindah lagi di tahun ini. Barakallah. Alhamdulillah.


terima kasih kadonya, hihiw, langsung dipake lho :p 
*abaikan pipinya yang semakin gembil*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar