Kamis, 24 Juli 2014

Kejahatan Seksual pada Anak di Sekolah

        Kejahatan seksual pada anak belakangan ini ramai dibicarakan oleh masyarakat gara-gara kasus JIS. Jadi ingat deh, dulu sebenarnya di SMP Negeri tempat saya bersekolah ada kasus yang tidak berbeda jauh. Saat itu kejahatan yang dilakukan oleh salah satu oknum guru itu seperti sudah menjadi rahasia umum. Dari sekian banyak kelas yang diajarnya tidak ada satu murid pun yang menceritakan ke orang tua maupun orang dewasa, termasuk saya sendiri.

Sewaktu saya kelas 2 SMP, seorang guru bahasa inggris sebut saja Pak Y, terkenal suka ‘megang-megang’ murid perempuannya. Saya sih karena tidak pernah mengalami sendiri jadi tidak terlalu ambil pusing gossip itu. Bahkan ada beberapa murid yang dikabarkan ‘Sangat Dekat’ dengan beliau. Jelas saja saya tidak habis pikir, teman saya yang terkenal cantik bisa-bisanya mau berpacaran dengan guru yang sudah tua dan sama sekali tidak ganteng. Setiap waktunya mengajar di kelas, bukan hanya sekedar mengajar beliau sering sekali bercerita di kelas bahwa ia memiliki ilmu gaib sehingga berkali-kali lolos dari maut, ia pun bercerita bahwa ia bisa tau siapa pun yang bercerita ‘dibelakangnya’ karena ‘mata dan telinganya’ ada dimana-mana. Sungguh tidak masuk di akal bukan? Tapi ternyata cara tersebut cukup jitu untuk menutup mulut bocah-bocah SMP.

Beberapa bulan awal memasuki kelas 2 SMP, nilai bahasa Inggris saya selalu jelek, kalau tidak dapat nilai 2 yah sukur-sukur 3, hahaha :))).  Maklum, tidak ada yang mengajari karena kedua orang tua saya pun tidak mahir berbahasa Inggris. Tanpa saya ketahui mayoritas teman sekelas saya ternyata les bahasa Inggris di Pak Y. Setiap anak yang les bahasa Inggris di rumah Pak Y ‘mendapat jaminan’ mendapat nilai bagus, karena Pak Y selalu memberikan kunci lembar jawaban LKS. Karena  iming-iming ‘jaminan nilai bagus’  saya sempat berantem dengan seorang teman saya F karena tidak mengajak ikut les. ‘Lo mau dapet nilai bagus sendiri? Egois!!’ itulah yang ada di benak saya saat itu. Terlanjur ngambek dengan si F, akhirnya saya mendaftar sendiri di salah satu lembaga les bahasa Inggris. Waktu itu saya senang sekali sebab selalu dapat nilai bagus ‘tanpa bantuan kunci jawaban’ Pak Y. Pak Y selalu memberikan prinsip hanya memberikan tanda tangan pada 10 orang siswa yang tercepat mengerjakan soal, tanda tangan di sini memiliki poin nilai yak! Kalau tidak ogah banget deh, dikata dese arteiiss, hahaha J)).

Belakangan saya baru tau kalau ternyata di tempat les alias rumahnya, beliau leluasa melancarkan aksinya. Saat anak-anak lain pulang, beliau menyuruh salah satu anak perempuan untuk tidak pulang, oh iya tidak lupa beliau menyuruh istrinya untuk keluar rumah dengan berbagai alasan. Ah ya, saat sudah SMA saya mendapat kabar dari teman saya bahwa Pak Y sudah ditangkap karena ada salah satu orang tua korban yang melapor bahwa anaknya dihamili oleh Pak Y, bahkan sampai dimuat di koran. Sungguh keterlaluan yah? Kejadian ini memiliki hikmah tersendiri di kehidupan saya. Saya sengaja berbagi cerita ini dengan harapan agar tidak terjadi lagi kasus serupa.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar