Jumat, 20 Februari 2015

Mikrohidro

“Bekasi rasa puncak” itulah status yang teman saya unggah beberapa waktu lalu. Memang saya akui beberapa hari ini hujan deras nampaknya tidak bosan untuk hadir  setiap hari. Bahkan Jakarta sudah seperti lautan. Untung tahun ini Alhamdulillah rumah saya tidak kebagian jatah banjir J. Saat musim hujan begini, rasa-rasanya segelas bandrek hangat akan nikmat diseruput di malam hari. Segelas bandrek hangat yang saya nikmati mengingatkan saya pada CV Cihanjuang yang dulu pernah saya kunjungi saat mata kuliah konversi energi. CV Cihanjuang yang terletak di Cimahi Bandung ini terkenal akan Bandrek minuman khas Priangannya. Namun yang akan saya bahas di postingan kali ini bukanlah bandreknya, melainkan mengenai mikrohidro yang juga terkenal di Cihanjuang. Mungkin saja artikel ini bisa menginspirasi teman-teman untuk meneliti ataupun mencari tau lebih dalam mengenai mikrohidro sehingga bermanfaat.

Sebelumnya apa teman-teman tau atau pernah dengar apa itu mikrohidro? Saya juga baru tau mikrohidro ini saat kunjungan langsung ke lapangan. Saat di bangku sekolah pembangkit listrik yang saya ketahui hanyalah sebatas PLTU, PLTA, dan PLTS saja. Ternyata masih ada beberapa sumber tenaga listrik yang saya tidak ketahui, yak salah satunya si mikrohidro ini. Kalau dari namanya yang mengandung kata hidro mungkin teman-teman dapat menebak bahwa tenaga listrik ini pasti mengandung unsur air. Yup, benar. Lebih tepatnya Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air.

Di jaman sekarang manusia sudah sangat ketergantungan dengan listrik. Buktinya saja saat terjadi giliran pemadaman listrik tidak sedikit aktivitas yang menjadi terganggu, bahkan beberapa perusahaan bisa mengalami kerugian. Mati lampu alias mati listrik, sudah biasa terjadi bukan? Itulah kondisi kelistrikan di Indonesia. Meningkatnya kebutuhan akan listrik dan masalah kekurangan pasokan listrik menjadi biang keladinya. Belum lagi masalah lain diantaranya  belum semua daerah dapat menikmati listrik. Saya pernah baca kalau tidak salah menurut kementrian ESDM pada tahun 2007 masih ada 105 juta jiwa di Indonesia yang belum menikmati pasokan listrik.

Di tengah kesulitan masyarakat Indonesia mengenai pasokan listrik, maka Eddy Permadi, Direktur CV Cihanjuang Inti Teknik (Cintek), menciptakan pembangkit listrik mikrohidro. Beliau melihat potensi tenaga air tersebar hampir di seluruh Indonesia. Rupanya Direktur CV Cintek ini terinspirasi untuk memanfaatkan air menjadi sumber tenaga listrik setelah beliau berkunjung ke sebuah museum energi di Zurich, Swiss. Di sana, Pegunungan Alpen besar sekali potensi airnya, mikro hidro menjadi salah satu sumber energi masyarakatnya. Indoneseia, sebagai negara yang memiliki potensi air yang melimpah, seharusnya bisa seperti Swiss, itulah yang ada di benak Pak Eddy yang juga menjabat sebangai anggota Dewan Pakar Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI).

Masyarakat Cihanjuang kini tak perlu lagi membeli listrik dari PT PLN, karena sudah tersedia listrik dari PLTMH milik Cintek. Proses instalasinya kurang lebih dijabarkan seperti berikut. Aliran air dengan kapasitas dan ketinggian tertentu di salurkan menuju rumah instalasi (rumah turbin). Selanjutnya instalasi air tersebut akan menabrak turbin, lalu mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputamya poros turbin. Poros yang berputar tersebut lalu dihubungkan ke generator dengan mengunakan kopling. Generator akan dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban).


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dibawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai Mikrohidro. Secara teknis Mikrohidro terdiri dari  tiga komponen utama yaitu air, turbin dan generator. Perusahaan yang didirikan pada 1999 ini, hingga tahun 2007 telah berhasil memasok turbin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) ke lebih dari 200 lokasi di Tanah Air. Mulai dari Tanah Rencong hingga Bumi Cendrawasih. Turbin air buatan Pak Eddy ini tak hanya diminati di Tanah air, tetapi juga pasar luar negeri, termasuk negara maju seperti Swiss. Sebagian dari PLTMH itu bahkan dibangun sendiri oleh Cintek, mulai dari konstruksi sipil, perlengkapan elektromekanik, transmisi dan distribusi listriknya ke masyarakat sekitar, hingga instalasi ke rumah-rumah. Kini desain produk turbin listrik PLTMH produksi Cintek sudah dipatenkan di Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM dengan nama Hanjuang. Yang menarik, keberhasilannya di bisnis produksi turbin air mendorongnya untuk menekuni bisnis baru yaitu minuman khas Jawa Barat, bandrek dan semacamnya. Adapun merek yang diusung sama yaitu Hanjuang. Kini bisnis minuman bandreknya menunjukkan kinerja yang luar biasa. Untuk yang tertarik membaca artikel info tentang mikrohidro ini dapat mengunjungi link berikut. 1, 2,  3, 4.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar