Rabu, 04 Februari 2015

Obrolan Singkat

Saat perjalanan menuju Jatinangor kemarin, hujan turun dengan derasnya, alhasil saya tidak bisa melihat pemandangan di luar karena kaca bus primajasa penuh tertutupi derasnya hujan. Di sebelah saya duduklah seorang bapak yang nampaknya hampir seusia dengan ayah saya. Karena cuaca yang sangat dingin serta ditambah ac bus yang dinginnya menusuk badan saya pun mengambil jaket di ransel yang saya bawa. Tidak lupa pula saya mengambil headset karena saat itu saya kurang mood mendengarkan lagu yang diputar oleh sang kondektur bus.

Saat sedang asik mendengarkan alunan musik yang dinyanyikan vertical horizon, bapak yang duduk disebelah saya melemparkan senyum. "Mau kemana?" Ucap beliau membuka percakapan. Mau tidak mau saya melepas headset saya dan seperti biasa yang pernah saya tulis di blog ini saya pun akhirnya diajak ngobrol. Rupanya beliau dulu seorang dosen di itb namun mengambil pensiun muda, dan sekarang menjalankan usaha kecil kecilan.

Beliau banyak memberi nasihat kepada saya, salah satunya yang saya ingat beliau menyarankan saya lebih baik membuka lapangan pekerjaan saja ketimbang menjadi pns, seperti jalan yang dipilih beliau. Bukan tanpa sebab, menurut beliau manusia yang baik yaitu manusia yang bermanfaat bagi orang lain, salah satunya dengan berwirausaha. Dengan berwirausaha kita membuka jalan rezeki bagi orang lain, selain itu kita dapat mengembangkan ilmu sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Tapi semua kembali lagi ke pilihan masing-masing pribadi yang penting semua yang kita lakukan didasarkan atas pengabdian, loyalitas. Dengan loyalitas sepenuh hati semua pekerjaan akan terasa menyenangkan, tidak memberatkan. Perkataan bapak ini mengingatkan saya akan kisah hidup almarhum bob sadino.


Bapak tersebut memang tidak menceramahi saya mengenai agama secara gamblang, 'ceramah'nya mengenai agama hanya tersirat dari cerita-cerita di obrolan semata. Sebenarnya ada banyak perjalanan hidup bapak tersebut yang beliau ceritakan hanya saja terlalu banyak untuk saya tulis. Ah iya beliau juga menunjukkan foto putrinya yang cantik berjilbab. Beliau bahkan meminta saya foto bersama, untuk kenang-kenangan. "Kalau saja anak saya laki-laki, akan saya jodohkan dengan anda" demikian ucap beliau. Saya pun menimpali, "jodohin sama mahasiswanya bapak juga gak apa-apa pak" kami pun tertawa. Beliau memberikan nomornya pula untuk saya hubungi jika saya bersedia menerima tawarannya untuk memberikan penyuluhan kepada 90 ibu rumah tangga petani, mengenai pemanfaatan wortel hasil penelitian saya. Seperti biasa, sebuah obrolan ringan di bus sering menambah 'ilmu' baru dalam hidup saya, juga bertemu dengan orang-orang baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar