Jumat, 19 September 2014

“Indonesia Punya Kopi, Starbucks Punya Nama”


Judul yang saya tulis di artikel kali ini saya peroleh dari artikel berikut ini. Sebenarnya saya sudah pernah juga diceritakan kisah ini sewaktu kuliah Manajemen Operasional. Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam yang begitu melimpah, salah satunya tanaman penghasil kopi. Bukan hanya ketersediaan bahan baku kopi saja yang berlimpah namun juga kualitas kopi yang unik, khas, dan bermutu tinggi dibandingkan dengan kopi dari negara lain. Lagi-lagi permasalahannya di keterbatasan Fasilitas serta Sumber Daya Manusia yang kompeten untuk mengolah kopi yang sampai saat ini masih terbatas. Pemerintah pun rasanya tidak ikut campur tangan untuk meningkatkan nilai ekonomi dari komoditas kopi ini.
Taukah kalian bahwa kopi sumatera dari Indonesia sangat dihargai tinggi di dunia, seperti Amerika? (terdapat dalam artikel berikut). Indonesia merupakan salah satu pemasok bahan baku kopi Starbucks. Howard Schultz (Pemilik Starbucks) bahkan selalu mengawali paginya dengan meminum kopi arabika Sumatera (kisah ini tercantum dalam bukunya yang berjudul Put Your Heart Into It : How Starbucks Built a Company One Cup at a Time).
Indonesia memiliki bahan baku kopi yang sangat baik. Pun juga sudah banyak penelitian yang dilakukan para ahli (contohnya Puslitkoka, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao) maupun mahasiswa Indonesia untuk meningkatkan kualitas cita rasa kopi. Dengan berbekal modal seperti itu apa yang masih kurang untuk menciptakan produk sekelas Starbucks? Sampai saat ini Indonesia terkenal hanya mengekspor biji kopi kering, dimana biji kopi kering adalah ‘barang setengah jadi’. Coba bayangkan jika ada badan maupun pemerintah yang mau berinvestasi besar-besaran, dengan membangun sebuah branding café ternama khusus produk olahan kopi? Masa kalah sama produk Hokben ataupun Jco yang juga sama-sama produk lokal? Ah lagi-lagi saya berandai-andai :D. Dengan Manajemen pemasaran brand yang baik, maka saya sangat yakin Indonesia juga bisa punya kafe kopi sekelas Starbucks, tapi yah itu tadi harus banyak campur tangan orang-orang yang peduli terhadap kebelangsungan kopi Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar